Kita telah mengenal dan percaya akan cinta Allah terhadap kita," kata seorang teman.
"Tentu saja!".
"Bagaimana kita tak dapat percaya akan cinta setelah mengenalnya ?"
"Bagaimana kita tak dapat mengenalnya setelah cinta itu dinyatakan kepada kita ?"
"Apakah engkau benar-benar yakin akan hal itu ?" ia bertanya
Kuakui dan kurasakan...
Betapa baiknya DIA mengetahui
tanda-tanda cuaca di langit,
pikiran-pikiran manusia di bumi ini,
keindahan kuntum-kuntum bunga di padang
serta perangai burung-burung di udara !
Terkadang daku membayangkan...
Bagaimana manusia yang selalu menyibukkanNya,
dengan pertengkaran-pertengkaran yang tolol,
dengan keluhan-keluhan mereka
serta permintaan-permintaannya
yang sangat ingat diri,
dengan kepala batunya serta hatinya yang bandel,
Jika IA telah puas dengan manusia,
pastilah DIA akan pergi dengan sebuah perahu
bersama kelompok kecil
sahabat-sahabatNya yang setia
dan menarik nafas di laut yang mercak-mercik.
Daku juga membayangkan...
Sama seperti daku mencari sekedar kesunyian
atau suatu hembusan angin yang segar
sebelum memulai hari baru,
IApun pernah melakukan hal yang sama,
bahwa Ia pun mengalami kebutuhan yang sama
dan merasakan kenikmatan-kenikmatan sederhana itu?
Lalu muncul keinginan...
memiliki sikapNya terhadap 'orang' yang paling tak dihargai,
Ia menunjukkan cinta sedemikian rupa,
Ia menunjukkan kepercayaan,
yang begitu mendesak dan tak terduga,
sehingga menjadi sumber kemurahan hati serta iman yang mengagumkan.
Sehingga perasaan-perasaan yang seolah
telah kering selama-lamanya
mulai mencair kembali dan mengaliri diri 'orang',
membuat 'orang' terapung-apung,
menghayutkan dan membuat 'orang' bertobat.
Kemudian...
TeladanNya terhadap orang-orang yang "dibuang",
Ia memilih tuk berhenti dihadapan mereka,
menatap mereka dengan kepercayaan
yang begitu besar,
dan mencintai mereka
dengan kesederhanaan yang begitu lugu,
dengan kelembutan yang begitu tidak-biasa,
dan kegembiraan yang membara-bara,
sehingga pastilah Ia menarik ke luar
dari hati mereka yang keras
dan tidak tahu belas kasihan,
suatu ledakan terima kasih, kagum dan terpikat.
Dari setiap orang
Tuhan menantikan sesuatu yang paling hebat.
"Apakah engkau tahu, apa yang DIA inginkan daripadamu, Jun ?" kembali ia bertanya.
Dan ku jawab dalam bisu
dengan kembali merenung...
dan mencari...
Sumber inspirasi : "Kaulah Orangnya by Louis Evely"
No comments:
Post a Comment