My Fav Quote

Thursday, November 20, 2008

Langkah Kaki kecil ini...


Disaat SMA muncul keyakinan bhw daku akan menjelajahi Indonesia dr Sabang s/d Merauke. Keyakinan tsb smakin menebal kala ku menyadari tahi lalat di kakiku. Spt mama yg jg memiliki hal yg sama dan lihatlah dirinya yg tak hentinya berkeliling dr suatu tempat ke tempat lain. Mengenang impian masa lalu tsb tlh mbuat airmata menetes kala menulis dlm blog ini. Tlah jauh DIA menuntunku b'jln sambil memenuhi hasrat petualang ku. Bhkan IA mbawaku ke t4 yg hy scara spontan bkelebat dlm benakku. Mmg daku tak menuangkn bbrp pglmn trakhir dlm blog ini. Ini sengaja kubuat, krn ku tak ingin pd pglmn br, menulis mjd suatu rutinitas, hy mjd sbuah alat prekam tuk mbangkitkn ingatn tanpa sempat mberi ruang bg pglmn tsb tuk sungguh2 meresapi diri n tak mberi diri wkt tuk menggumuli pglmn yg br datang dg aneka makna, pesan, keindahn n tanda2 yg menyertainya. Kmrn kucoba mempatri pglmn dlm diri tanpa tulisn. Pengalaman stlh melangkah keluar dr ASEC, ke Sumba Timur, memiliki sahabat2 br, jatuh cinta, bgulat dg aneka kejutan hingga daku sampai dititik ini dmana saat kaki akhirnya menjejak di tanah Papua ini! Merauke!


Wahai Pemilik Jiwa, tahukah Engkau bgm rasanya sang jiwa ini tharu?! Bgm daku smakin menggigil krn cintaMu terasa berusaha begt erat mendekapku...serasa tak mberi kesemptn tuk meragu...kecuali smakin yakin...n yakin bhw Engkau sungguh2 mencintaiku...mengusahakn kebahagianku n slalu myertaiku. Smoga keberadaanku ini, mampu membuat Engkau tsenyum. Sebuah senyuman besar yg mengundangku smakin berlari menuju pelukanMu...tuk smakin pasrah dlm kehangatn kasihMu. Trimakasih Sang Kekasih Jiwa...:-)

Dari kekasih kecilMu, yg sdg tharu dlm keheningn mlm ke-2nya yg hujan di Merauke. (21 Nov '08, 00.00 WIT)

Thursday, July 31, 2008

Di Penghujung

Ada aneka macam impian, keinginan, cita-cita yang selalu berterbangan dalam benak dan kepala ini. Kadang-kadang keinginan itu begitu kuat dan menggoda, begitu indah dan menantang, begitu indah dan merindukan tuk segera diwujudkan. Kapankan waktu itu tiba...begitulah terkadang jeritan jiwa yang mendamba dan merindu detik-detik terwujudnya sebuah impian dan cita-cita menjadi realita.

Bila waktu itu tiba, pastilah jiwa bersorak gembira, bersenandung riang dan bersyukur tak henti saat menyadari bahwa ia telah memenangkan garis finish yang seolah-olah berada diujung yang tak kunjung tergapai.

Penantianku pun seperti itu...
Aneka pergulatan, kerja keras, semangat, suka cita, sakit hati dan keperihan yang mengiringi terbangunnya sebuah impian lama. Tidak mudah, sungguh sangat tidak mudah.
Saat kelelahan mendera, ingin ku mundur dan berganti dengan keingin-keinginan lainnya. Tetapi tanpa terduga datang ajakan dari teman-teman..."Ayo, bersemangat, engkau hanya butuh istirahat sesaat, bukan pergi dan meninggalkan impianmu"

Begitulah siklusnya...

Besok akan menjadi penghujung perjalananku di tempat ini...
Sebuah tempat yang sangat banyak membagikan kekayaan dan pengalaman...
Sebuah tempat yang sungguh ku syukuri pernah menjadi bagian dari sejarahku...
Sebuah tempat yang memberi keindahan dikala kegersangan panas gurun terasa menyiksa...

Tak lama perjalan ditempat ini..tetapi ia telah menancap cukup dalam.
Dan ku yakin segala sesuatu memang harus terjadi pada waktunya.

Mungkin esok memang waktu yang DIA inginkan tuk menjadi penghujung.
Mungkin lusa, DIA telah mempersiapkan arena baru yang lebih indah bagi sang jiwa.
Mungkin aneka keindahan telah DIA persiapankan didepan sana & menunggu tuk dijelajahi.

Semoga pertualangan berikutnya akan semakin sesuai dengan impianMU...
Semoga perjalanan selanjutnya semakin membentuk diriku serupa dengan citraMU...
Semoga karyaku nanti semakin berkenan dihadapanMU...
Semoga makna hidupku semakin berkenan bagiMU.

Itulah keinginan dan kerinduan terdalam jiwaku, wahai Kekasih Jiwaku.


Akhir July 2008
Sebelum meninggalkan ASEAN Secretariat

Tuesday, July 15, 2008

Apakah engkau tahu, apa yang DIA inginkan daripadamu, Jun ?

Kita telah mengenal dan percaya akan cinta Allah terhadap kita," kata seorang teman.
"Tentu saja!".
"Bagaimana kita tak dapat percaya akan cinta setelah mengenalnya ?"
"Bagaimana kita tak dapat mengenalnya setelah cinta itu dinyatakan kepada kita ?"

"Apakah engkau benar-benar yakin akan hal itu ?" ia bertanya

Kuakui dan kurasakan...

Betapa baiknya DIA mengetahui
tanda-tanda cuaca di langit,
pikiran-pikiran manusia di bumi ini,
keindahan kuntum-kuntum bunga di padang
serta perangai burung-burung di udara !

Terkadang daku membayangkan...

Bagaimana manusia yang selalu menyibukkanNya,
dengan pertengkaran-pertengkaran yang tolol,
dengan keluhan-keluhan mereka
serta permintaan-permintaannya
yang sangat ingat diri,
dengan kepala batunya serta hatinya yang bandel,
Jika IA telah puas dengan manusia,
pastilah DIA akan pergi dengan sebuah perahu
bersama kelompok kecil
sahabat-sahabatNya yang setia
dan menarik nafas di laut yang mercak-mercik.

Daku juga membayangkan...

Sama seperti daku mencari sekedar kesunyian
atau suatu hembusan angin yang segar
sebelum memulai hari baru,
IApun pernah melakukan hal yang sama,
bahwa Ia pun mengalami kebutuhan yang sama
dan merasakan kenikmatan-kenikmatan sederhana itu?

Lalu muncul keinginan...

memiliki sikapNya terhadap 'orang' yang paling tak dihargai,
Ia menunjukkan cinta sedemikian rupa,
Ia menunjukkan kepercayaan,
yang begitu mendesak dan tak terduga,
sehingga menjadi sumber kemurahan hati serta iman yang mengagumkan.
Sehingga perasaan-perasaan yang seolah
telah kering selama-lamanya
mulai mencair kembali dan mengaliri diri 'orang',
membuat 'orang' terapung-apung,
menghayutkan dan membuat 'orang' bertobat.

Kemudian...

TeladanNya terhadap orang-orang yang "dibuang",
Ia memilih tuk berhenti dihadapan mereka,
menatap mereka dengan kepercayaan
yang begitu besar,
dan mencintai mereka
dengan kesederhanaan yang begitu lugu,
dengan kelembutan yang begitu tidak-biasa,
dan kegembiraan yang membara-bara,
sehingga pastilah Ia menarik ke luar
dari hati mereka yang keras
dan tidak tahu belas kasihan,
suatu ledakan terima kasih, kagum dan terpikat.

Dari setiap orang
Tuhan menantikan sesuatu yang paling hebat.

"Apakah engkau tahu, apa yang DIA inginkan daripadamu, Jun ?" kembali ia bertanya.

Dan ku jawab dalam bisu
dengan kembali merenung...
dan mencari...

Sumber inspirasi : "Kaulah Orangnya by Louis Evely"

Friday, July 04, 2008

Salam

Malam menghadirkan bulan
Sang Bulan membangkitkan kenangan
Akan seseorang entah telah terbang kemana

3 malam dalam perjalanan pulang
Mata memandang bulan
Teringat akan seseorang yang terpana pada purnama

Sambil memandang bulan
Dikekelaman malam
Ku sampaikan salam
Salam selamat malam...!

Thursday, June 12, 2008

Sssttttt...!

Mari ... hening sejenak
Menyendiri dengan kesendirian
Menemukan kembali sesuatu nan memudar dan hampir hilang

Mari ... membuat jiwa kembali bertemu maknanya
Membuat sukma pada hakekat bebasnya
Menuai keindahan tanpa keterikatan

Mampukah dikau menemukan keindahan ?

Sssttttt...!
Diam & heninglah !
Seluruh pencarian ada didalamnya !

Diriku dalam rindu akan keheningan

Bambu

Keseluruhanmu berguna!
Ketinggian nan bertambah, membuatmu semakin merunduk.
Bahkan saat angin datang menerpa,
engkau justru menghasilkan bunyi nan indah,
melalui gesekan dedaunanmu.

Bambu...
engkau pernah hadir memberi makna itu dalam doa heningku.
Memory in Ruteng, Manggarai in 2005

Thursday, June 05, 2008

Anak kecil Vs Opportunis

Secara tidak sengaja di dalam bis pada suatu malam dua bulan yang lalu, saya bertemu dengan seorang anak lelaki yang sangat menarik. Dia sangat ramah dan ceria, kemudian tanpa ragu memulai perbincangan. Dengan sedikit iseng saya bertanya, "Kamu masih sekolah?"
Dengan senyuman lepas dia berkata "Jika aku masih sekolah, aku sudah kelas 1 SMP, Mbak, tapi aku sudah berhenti sekolah sejak kelas 5 SD"
Hati saya sangat terenyuh saat mendengar hal itu yang dilanjutkannya dengan berkata" aku sudah pernah kerja di Cirebon, tetapi karena aku wong Jawa tidak bisa bahasa Cirebon, sulit kalo jadi kenek disana, trus aku balik lagi ke Jakarta, disini lebih nyaman!". Rupanya dia bangga menjadi seorang Jawa, saya tersenyum dikedalaman dan entah mengapa sampai saat ini bayangan anak tersebut masih jelas dalam benak saya.

Memang sangat mengenaskan nasib sebagian besar anak-anak di kota ini. Jika kita lihat dibanyak perempatan lampu merah dengan pemandangan anak-anak balita dalam gendongan seorang wanita (entah ibunya atau bukan) yang sedang meminta-minta sudah merupakan hal yang biasa. Bahkan terkadang anak-anak itu sendiri yang turun kejalan dan memasuki bis-bis atau mengetok kaca mobil tuk meminta-minta. Belum lagi anak-anak yang tertidur (atau ditidurkan) pada banyak jembatan penyebrangan hingga larut malam. Jangankan mengenal buku dan pensil, atap rumah saja tidak mereka kenal kecuali setiap hari berada dibawah langit kelam kota ini. Akan tetapi walau mereka belum mampu mengecap 'keindahan' dari negeri ini, mereka tidak meragukan kewarganegaraan mereka di negeri ini. Mereka akan menjawab dengan bangga, lantang dan pasti jika ditanyakan asal mereka dan negeri mereka. Tidak ada keraguan sedikitpun.

Perjumpaan-perjumpaan dengan mereka ini sering menggelitik hati saya "apa yang dapat saya lakukan" untuk perbaikan. Bagaimana nasib bangsa ini jika mereka anak-anak itu akan menjadi generasi penerus bangsa ini pada saatnya nanti?? Kemana mata para penguasa selama ini ? Apakah mereka tidak pernah menyaksikan pemandangan diperempatan lampu merah dan jembatan-jembatan penyeberangan itu ? Apakah hal ini belum menjadi suatu issue karena prosentasenya yang dianggap masih kecil ?

Memang ada kalangan tertentu di negeri ini yang mampu menikmati sekolah mewah yang prestisius. Sekolah yang hanya dapt dimasuki oleh mereka yang memiliki orang tua dengan income tertentu. Mereka mendapatkan segala yang baik dinegeri ini. Akan tetapi saat mereka tidak bisa secara lancar berbahasa Indonesia, bahasa negara dimana mereka hidup dan berkembang, saya menjadi bertanya-tanya "siapa mereka ini sebenarnya ??"

Banyak orang-orang yang berusaha mengambil aneka keuntungan dari keberadaan mereka di negeri ini. Mereka bekerja, beranak cucu, membesarkan anak-anak mereka, menikmati fasilitas yang ada dan memiliki kekayaan karena keberadaan mereka di negeri ini, akan tetapi selalu menghujat dan membenci negeri ini bukan karena ingin mengkritisi untuk membangun tetapi karena mereka memang opportunis!

Betapa geram rasanya, saat menedengar seorang teman berkata"jika ada negara yang akan menyerang negeri ini, maka aku akan mendukung negara tersebut". Rasanya ingin marah!! Memang harus mengakui bahwa dalam perjalanannya (akibat penguasa yang kurang bijaksana) ada masa kelabu yang harus dialami oleh golongan tertentu dinegeri ini. Tetapi bukan berarti kita terus membawa luka itu sepanjang hidup dan menularkannya kepada generasi selanjutnya. Jika terus begitu, maka rantai kepahitan itu tidak akan pernah selesai!!

Jika kita tidak mampu memberi sesuatu bagi negeri ini, maka janganlah kita membenci, menghujat atau memperburuk keadaan. Sebab negeri ini telah memberi banyak hal berharga bagi kita! Janganlah kita mengaburkan impian indah para pendiri negeri ini pada mulanya !

Wherever you are, be there!

A delightful story is told about a young man who applied for a job as a telegraph operator. He answered an ad in the newspaper and went to the telegraph office to await an interview. Though he knew Morse Code and was qualified in every other way, seven other applicants were also waiting in the large, noisy office.


He saw customers coming and going and heard a telegraph clacking away in the background. He also noticed a sign on the receptionist's counter instructing applicants to fill out a form and wait to be summoned to an inner office for an interview. He filled out the form and sat down to wait.
After a few minutes, the young man stood up, crossed the room to the door of the inner office, and walked right in. Naturally the other applicants perked up, wondering why he had been so bold. They talked among themselves and finally determined that, since nobody had been summoned to interview yet, the man would likely be reprimanded for not following instructions and possibly disqualified for the job.


Within a few minutes, however, the young man emerged from the inner office escorted by the interviewer, who announced to the other applicants, 'Thank you all very much for coming, but the job has just been filled.'


They were all confused and one man spoke up: 'Wait a minute - I don't understand. We've been waiting longer than he and we never even got a chance to be interviewed.'
The employer responded, 'All the time you've been sitting here, the telegraph has been ticking out the following message: If you understand this, then come right in. The job is yours.'
This man knew a valuable life-lesson that most people miss: Wherever You Are, Be There. If you're there physically, also be there emotionally. Be there mentally. Be there attentively. Be there as fully as you can.


It's about being present and fully alive in the moment. Wherever you are, be there. Give your full attention to others (is there really a better gift?). Give yourself fully to the task at hand or to the present moment. When you're completely present, you'll make the most of every minute. And minutes lived fully add up to a life lived magnificently.

By Steve Goodier

Wednesday, June 04, 2008

Nakal

Ada hasrat penasaran dalam diriku. Aku ingin tahu apa saja yang berkecamuk dalam diri orang-orang yang diberi cap nakal, bandel, menggoda dan sulit diatur. Gejolak apa saja yang muncul dalam diri mereka, dorongan-dorongan apa yang muncul dalam pikiran dan hati mereka, dan pergulatan seperti apa yang terjadi dikedalam diri yang ingin mereka menangkan, atau tundukkan atau musnahkan. Aku sungguh-sungguh ingin tahu!

Aku juga ingin tahu bagaimana rasanya menjadi nakal itu sendiri. Seperti apa sensasi yang yang tercipta dalam diri sang nakal, saat ia menyadari bahwa ia sedang memasuki wilayah nakalnya, wilayah yang dianggap tidak biasa oleh orang-orang bersih, wilayah yang yang seolah-olah ditabukan untuk dibicarakan atau diungkapkan apalagi dilakukan.

Seolah-olah ingin membuktikan anjuran yang pernah kudengar dari Bu Anton, "jika engkau ingin tahu bagaimana rasanya menjadi suatu pribadi yang sungguh-sungguh bukan dirimu, maka cara satu-satunya adalah dengan memasukinya". Maka kujelmakan diriku menjadi sesuatu yang belum pernah kumiliki, sesuatu yang jauh dari persepsi, penilaian dan pendapat orang-orang terhadap diriku selama ini. Aku mencoba untuk menjadi nakal dan menggoda. Bukankah selama hidupku ini belum pernah ku mendapat brand nakal dari lingkunganku ??? Mereka hanya mengenalku sebagai pribadi yang baik dan kini ku ingin menjadi sesuatu yang lain, yang serasa menggoda.

Kucoba memasuki arena nakal dengan bantuan imajinasi dan fantasi-fantasiku. Ku biarkan hal yang paling liar muncul dan berkembang dalam diriku kemudian kucoba ungkapan dalam percakapan, dan kuamati akibat dan gejolak yang muncul karenanya. Benar-benar ku hayati penaran nakal ku itu. Ku sungguh ingin tahu seperti apa akibatnya dalam diriku! Ku ingin tahu sekuat apa aku mampu bertahan! Ku ingin tahu seperti apa kenakalan itu sendiri mampu menguasai kekinianku. Ku goda marabahaya dan ku uji diriku!

Setelah sekian waktu berlalu, daku mampu melihat, merasakan serta berkesimpulan.
Memang saat permainan dimulai rasanya sangat menantang dan menyenangkan, tetapi setelah ku coba berani sampai pada titik puncak kenakalan itu sendiri, semuanya menjadi sesuatu yang tak lagi menggetarkan! Nah, jika pemahaman tak menggetarkan ini telah merasuki diri maka hasrat tuk nakal itu sendiri sirna entah menguap kemana!
Ku ketahui juga bahwa aneka dorongan yang coba muncul dalam diri ternyata tidak akan bertahan lama jika kesadaran akan baik dan buruk muncul pada saat yang tepat, bahkan dorongan itu tidak mampu menguasai keberadaan diri. Untuk sementara itulah yang ku temukan dari kenakalan yang sengaja ku ciptakan di bulan Mei 2008.
Mengapa aku menuliskan hal ini ???

******
Entah apa yang ada dalam benaknya saat ia mengetahui bahwa hatinya telah terpikat oleh orang yang telah dimiliki oleh kaumnya sendiri ?? Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ia mengetahui perasaanya yang dikandung hatinya ? Entah apa ia sungguh-sungguh menyadari setiap tindak dan perkataannya dalam kebersamaan itu merupakan awal dari kesedihan yang akan dialami seseorang nantinya ? Entah apa dengan sengaja ia memulainya dengan alasan hanya sebagai teman karena ia sendiri ? Enta apa ia menikmati semua peran yang ia mainkan itu ? Entah apa dia barkata jujur bahwa itu semua adalah kebetulan dan tidak direncanakan ?
Tetapi daku melihat bahwa sesungguhnya dia telah lama menggandungi perasaan terhadap orang itu secara diam-diam. Sesungguhnya, ia hanya menunggu waktu yang tepat saja! Sesungguhnya ia tidak pernah memikirkan perempuan lain yang sedang mengalirkan airmata itu! Ku ingin berkata "Bukan kaum adam yang sesungguhnya sering menyakiti hawa, tetapi para hawa sendirilah yang sering menyakiti kaumnya".
Sungguh menyedihkan!!
******
Jika engkau pernah menjadi nakal,
maka engkau akan tahu apa sesunguhnya yang mendorong seseorang menjadi nakal.
maka engkau akan tahu bahwa jika prinsip akan baik dan buruk terpatri kuat didasar hati, maka aneka hasrat yang menggoda itu dapat engkau atasi walau harus engkau bayar dengan pergulatan batin dan perjuangan airmata! Engkau pasti menemukan jalannya.
Berprinsiplah!! Jangan sampai menyakiti kaummu sendiri!!

Monday, June 02, 2008

Edisi JUNI

Perjalanan waktu akan membuat segala sesuatu menjadi kenangan.
Ada kenangan indah,
ada kenangan pilu,
ada yang dirindukan dan ada juga yang ingin dienyahkan!

Terkadang tanpa tersadari segalanya merasuki relung kosong dalam sukma dan berdiam disana tanpa permisi!

Ahhh!! haruskah kenangan meminta ijin tuk mengandungi hati ku ini ???
Ku gelengkan kepala, sambil berkata lantang :
"Ku biarkan hati ternganga lebar bagimu kenangan apapun yang ingin masuk"
Silahkan cabik-cabik seluruh ruang kalbuku...
Silahkan penuhi lorong-lorongan didalam ragaku...
Silahkan kuasai seluruh daya tahanku...

Uji aku ! uji aku...!!
Agar ku menguat!
Kerumuni ku...padati ku...sesaki ku... !

Biar kutahu daya tahanku.

Karena ku ingin tahu titik akhir batas pertahananku
Ku biarkan segalanya tidak terkendali...tak terencana...!
Ku biarkan semua berputar-putar tak tentu arah
Melingkar!
Menjulang!
Menukik!

Entah bagaimanapun jua
slalu keyakinan bernyala dikedalaman
KEBENARAN akan selalu setia menyertai
sehingga smakin ku uji keakuanku.

Setelah perjalanan sampai titik Edisi JUNI
Ku ingin berhenti...
Serasa telah kutemukan sari dari perjalanan keluar selama ini.
Eureka...!!!

Bagi orang-orang yang ku kasihi dan ku cintai, yang telah pergi dan tak kan kembali,
yang telah meninggalkan jejak kaki dengan bentuk khas nya,
yang telah melukiskan kasih sayang, perhatian, kekuatan, dan spirit kehidupan,
yang telah membingkaikan senyuman indah,
Ku ingin berkata :

Selamat Jalan...
Selamat menempuh masa indah dalam firdaus baru
Selamat bertemu dengan Sang Kekasih Jiwa
Selamat menikmati perjamuan yang tak kunjung henti itu
Selamat bersuka cita dalam kelimpahan KASIH abadi.

Kirimi daku senyuman dalam mimpiku
Senyuman yang dahulu ku kenal
Sebab ku selalu merindu...


Kenangan akan Tulang Jimmy, Oppung Doli, Oppung Boru, Bapa Anggi, Lilik dan Ipung.

Monday, May 26, 2008

MU

Rencana, ku buat...
restu Mu ku nanti.

Langkah, ku mulai...
terang Mu, pelitaku

Impian, ku bangun...
kehendak Mu ku rindu

Harapan, ku hidupkan...
amin Mu, mewujudkan

Kasih, kurindu penuhi hati...
hanya dari Mu, asalnya.

Kekuatan, ku butuhkan...
dan hanya Engkaulah sumbernya.


Engkaulah sumber segalanya! Segalanya!
Dalam Mu tiada ketiadaan.

Dalam kehampaan yang terasa menyesakkan dada, ku bertanya.
Dalam siapakah daku berada ???

Nb. Betapa kecilnya diriku ini

Friday, May 23, 2008

Akhir dari pertemanan...

Ternyata berteman itu juga memiliki kata akhir...
Bahkan diriku yang sangat senang berteman dan selalu merindukan memiliki banyak teman ... dengan terpaksa mengambil suatu keputusan mengakhiri pertemanan.

Ini kembali tentang si Boga... ahh Boga..mengapa harus menjadi begini akhir dari pertemanan kita ??? Mengapa harus memilih diam sebagai suatu keputusan ?? Mengapa tidak memberi kesempatan terhadap penjelasan dan latar belakang dari kejadian "oportunis" itu ?? Sebenarnya ingin kukatakan dalam sms tadi malam..bahwa seseorang yang dewasa hendakanya memberi kesempatan akan penjelasan ... terhadap maksud yang tersirat sesungguhnya...tetapi ...aku membatalkan menuliskan hal tersebut karena ku merasa itu akan terkesan sebagai pembelaan diri saja...

Aku malas tuk membela diri...malas tuk mengerti mengapa seorang teman tiba-tiba diam tanpa suatu alasan..mengapa seorang pria dewasa yang ku kagumi itu menjadi membisu seperti batu...
Aku malas tuk memahami situasi yang tak jelas... bagiku....jika ingin hitam...katakan hitam...jika ingin putih katakan putih...tidak ada istilah abu-abu... atau suam-suam kuku. Sehingga menjadi jelas... sebab didalam kejelasan akan ditemukan banyak hal yang mampu memperkaya dan memperindah keadaan...memperindah suatu kerunyaman, celah/jalan tuk memperbaiki dan aneka macam perubahan-perubahan yang penuh kejutan. (Bagiku bu-abu hanya berlaku didalam 1 hal... yah hanya dalam 1 hal saja...yaitu "....." )

Jika engkau tidak ingin berkomunikasi Boga, bagaimana mungkin terselesaikan suatu salahpaham...?? Tiada masalah yang tak dapat diselesaikan dan tiada penyelesaian yang tak membutuhkan komunikasi. Nah, jika engkau mematikan komunikasi...maka daku menduga engkau juga telah mematikan semua peluang terhadap penyelesaian... engkau lebih menginginkan keadaan terus dalam keslahpahaman...yang berarti pilihan untuk mengakhiri perteman kita juga...begitulah aku mempersepsikan semuanya kebisuanmu itu teman.

Itu terjadi tadi malam... aku menganggap jam pengiriman sms lah sebagai waktu nya 23.06 (waktu jam hp ku)... saat tiba2 tersadar dari tidur daku serasa mengerti mengapa engkau mengabaikan semuanya. Maka ingin kukatakan padamu teman..bahwa daku telah paham permasalahannya...tetapi itupun tidak berhasail. Dan...akhirnya aku sadar...bahwa engkau telah menempatkan pertemanan kita ini pada garis finis. Selesai!!

Daku sangat sedih...sangat...sangaaat...!!!
Teringat bagaimana awal kita berteman...dan semua pengalaman buah hasil pertemanan ...
Ahhh.... ternyata hanya beginilah akhir dari semuanya...(Mungkin memang sudah saatnya aku mundur...untuk sesuatu yang baru datang dalam hidupnya..... bisik dikedalaman tuk menghibur diri...hehehehe)
Yahhh...biar bagaimanapun aku tetap berterimakasih padamu Boga...untuk semuanya... yah, untuk semuanya.

I am happy to know you, Boga...For me, you are really an angel's blessing (that come with the friendship in the right time). I gonna miss u deeply!!

Wednesday, May 21, 2008

Si Boga

Saat ku berkata.."ku hanya ingin mengasihi dan dikasihi"..dia menjawab "anjing" sebagai pilihan yang tepat. Telah tiga kali ia memberi ide tersebut bagiku. Aku hanya diam saja saat ia berkata begitu...tetapi jauh dikedalaman hatiku...ada bagian yang tersayat!!

Tidakkah dia tahu, bahwa anjing tidak pernah mengasihi..??!! Anjing hanya pernah membalas belas kasih dari orang yang telah memeliharanya...memberinya makan dan memberinya perhatian. Dan itu namanya bukan bagian dari mengasihi dan dikasihi !!

Lagi pula, aku tidak ingin memelihara seseorang sehingga aku mendapat balasan kasih...
Atau agar ada yang mengasihi dan memperhatikan..sama sekali bukan itu yang kumaui!! Itu namanya tidak tulus.

Memang apa salahnya untuk jujur pada diri sendiri dan mengakui bahwa daku belum siap tuk pernikahan pada orang2 tertentu ??
Bukankah lebih baik mengakui keadan diri dan membenahinya sebelum memulai sesuatu ??
Dari pada, memaksakan diri untuk memulai sesuatu hubungan, dan sambil berjalan berharap diri akan menjadi siap dan mampu...
Bagaimana jika setelah menjalani hubungan sekian waktu....ternyata diri tidak juga siap ?? Bukannkah sangat menyedihkan bagi pihak yang selama ini tidak mengerti permasalahan sebenarnya..??

Yah..seperti dirinya itulah..yahhh seperti cerita sejarah si Boga itu sendiri...
Setelah sekian tahun ia menjalani suatu hubungan dgn M tetapi kemudian dia memutuskannya dengan alasan tidak siap terhadap pernikahan(seperti alasan yang ia berikan dan katakan pada M dan juga pada orang tuanya). Bukankah itu sangat menyakitkan bagi M... setelah sekian waktu...dijalani bersama..setelah sekian waktu membangun mimpi bersama..dan setelah sekian waktu tuk saling mengenal...tapi semuanya harus diakhiri dengan alasan "TIDAK SIAP"

Akan tetapi, bagaimana mungkin hal itu terjadi....??? bagaimana bisa alasan itu muncul...???
Jika hanya selang beberapa hari kemudian...si Boga ingin memulai suatu hubungan baru dengan orang yang baru...?? (bahkan ku merasa, sebelum ia memutuskan hubungan lama, ia telah merencanakan akan memulai sesuatu hubungan baru)
Bukankah ia berprinsip..bahwa ujung dari suatu hubungan itu untuk pernikahan ??
Berarti dengan kata lain, ia telah mempersiapkan diri tuk menikah dgn wajah baru V tersebut ??

Lantas...mengapa harus mengakhiri suatu hubungan dengan suatu alasan yang sangat bertolak belakang dengan harapannya dalam memulai hubungan dengan V ??

Bukankah ini gambaran oportunis ?? Gambaran ke plin-plan an ??? Gambaran diri yang takut mendapat image buruk dari orang tua ??

Lantas...dengan gambaran diri yang seperti itu... si Boga berusaha memberi kata "anjing" sebagai jawaban dari keinginan ku diatas...
Tidakkah dia menyadari...akibat dari perbuatannya tersebut...telah menambah suatu pesimisme dalam diri terhadap kaum adam...


Tidakkah dia mengerti... bedanya anjing dan manusia ???
Tidakkah dia tahu bedanya mengasih dan membalas budi ??

Thursday, May 15, 2008

Memori

Setiap orang pasti memiliki kenangan... memiliki sesuatu dari masa lalu. Apakah kenangan itu indah atau pilu ... itu hanya merupakan suatu sudut pandang... (minimal begitulah para bijak bertuah). Mereka mengatakan bahwa dalam semangat bebas lepas...jiwa tidak akan mengalami kesulitan tuk berlari...meloncat...menari...bergerak kemanapun ia mau...
Bahkan Ibu Anton berkata " Jun, itu semudah membalikkan telapak tangan".
Hhahh!! Semudah itu kah..???

Walau bibir tersenyum saat mendengar hal tersebut tapi otak menolak sempurna hal tersebut. Hingga datanglah waktu tuk mengingatkan dan seolah berkata..."terbukalah Jun, tuk semua hal yang diberi sebagai bagian dari pengalaman.."
Okey..jawab diriku yang lain... dan dimulailah mencoba menerapkan terori "semudah membalik telapak tangan" itu.

Ternyata membebaskan diri yang telah dikerumuni semut2 kenangan yang tidak ingin tuk disesali ... membutuhkan suatu perjuangan... suatu usaha ... butuh keringat kerelaan yang terkadang membangkang terhadap kendali otak.
Kembali mencoba...layaknya seperti anak kecil mati rasa terhadap sakit akibat jatuh ketika belajar berjalan dan terus mencoba berdiri dan berjalan ... hingga akhirnya si kecil dapat berlari..dan seolah-olah membuat kegiatan berjalan itu adalah hal "semudah membalikkan telapak tangan".
Maka begitulah proses diri...

Ingin ku teriakan semua yang tak pernah terucapkan...!
Ingin ku muntahkan semua endapan kenangan indah yang menyesaki dada ...!
Ingin ku robek layar yan memunculkan potongan-potongan realitas jejak tapak..!!
Ingin ku lari menjauh dari kenangan dan mendekati realitas dan kemudian memeluk erat sosok itu ... mendekap ... merasakan aliran kehangatan dari suhu kasih ... dan tak henti kuciumi aroma yang dibawanya!!

Hingga terkulai dalam kelelahan membawa diriku berjalan dalam kekinian secara utuh!!!
Bersahabat karib dengan masa lalu dan percaya pada masa depan.

Tuesday, May 06, 2008

Perjalanan

Aku suka dengan kata perjalanan (journey), seolah kata itu mengandung suatu makna yang tak henti..terus bergerak ingin mencapai sesuatu. Entah apapun itu...!
Bagiku, seolah-olah kata "perjalanan" itu serasa hidup, bergerak, berputar, berpindah dan terus bergulir...entah ia jatuh bagun dengan aneka kesulitan..kepiluan..suka cita...tangis dan "luka-lukanya"...ia tetap dinamis...

Begitulah kerinduan sunyi dalam diri yang terdalam...yang tak pernah terungkap dalam kata dan suara..tak pernah bergaung dalam gema dan bunyi... yang selalu tersembunyi di kedalaman yang tak bertuan...

Friday, April 18, 2008

CINTA

Ada satu hal yang sangat kutakuti... dan tak mampu kuatasi
Kekuatannya jauh diatas daya daya tahanku...dan Ia memiliki dampak yang luar biasa bagi diriku..

Jatuh Cinta!!!


Betapa aku takut akan sosok itu...
Entahlah..mengapa..dan sejak kapan...
Penyakit itu menghinggapi diriku..dan
Menjadi suatu bagian kelemahan dalam diriku.

Jatuh Cinta...
Membuat ku serasa gila...tanpa alasan yang dapat dicerna
Kekuatannya...mematikan semua logika!!

Kusadari..ku sedang jatuh cinta!!!
Cinta datang tanpa permisi...dan sedikitpun ia tidak meminta izinku!!
Memasuki diriku dengan caranya yang tak tersadari ...
Menyergap ku dengan kuat tanpa memberi waktu tuk membuat pilihan.
Atau memang tak ada pilihan dalam jatuh cinta???? (aku bertanya-tanya..)

Cinta sangat kuat... !
Ia mampu menimbulkan sensasi tak berbatas
Ia mampu menggairahkan hidup
Ia mampu membuat aliran air dimata
Bahkan.....Ia mampu menguasai alam mimpi ku
Seakan-akan...ia hendak berkuasa atas segala keberadaanku

Begitu kuatnya CINTA...
seolah-olah seluruh indera telah bersepakat untuk tunduk kepadanya...
membuat tak berdaya...
Cinta itu sungguh KUAT...dan aku menjadi TAKUT

Monday, March 31, 2008

KebangkiTan

Masih dalam semangat PASKAH..Semangat Kebangkitan
Ada gerakan dalam diri tuk BANGKIT...
Bangkit dari apa...?

Yang jelas bangkit dari smua yang terasa sedang melorot dan bagi sesuatu yang memang lebih baik jika di bangkitkan dari masa tidur lamanya...

Banyak peristiwa telah terjadi dalam dan melalui diri ini semenjak blog ini di buat,
dan tidak semuanya ku rekam dalam tulisan ...ada yang hanya dalam kenangan..

Tidak lama setelah blog ini terbuat...daku pergi mencari legendaku..seperti Santiago (dalam The Alkemist) yang pergi mencari wujud dari mimpinya dan meninggalkan smua domba2nya, orang tua dan sahabatnya.
Dengan suatu perasaan yang serasa pasti ...aku memulai berjalan....memulai langkah pertama.

Tetapi perjalanan itu terputus...mungkin lebih tepat jika kukatakan... ku putuskan...!!!
Sebab dakulah yang mengambil keputusan...setelah serasa menemukan ilham di dalam kepenatan dan kebuntuan... Sungguh saat yang berat rasanya saat itu...!!!
Meningglkan legenda yang sedang mulai dirintis... meningglkan impian yang ingin ku wujudkan menjadi realita...

Malam2 terakhir itu, laksana waktu2 yang sangat menegangkan...membuat raga selalu terjaga setiap waktu...membuat mata tak mampu terpejam dalam mimpi... hingga akhirnya mendapat teguran manis dari pembimbing..."Jangan terus bergaadang Jun... lihatlah matamu. Jangan sampe pulang dalam keadaan sakit".

Pulang! Aku memang pulang...! Bukan ke rumah.. sebab hingga saat inipun aku belum pernah menginjakkan kaki ke rumah sejak kumulai pencarian legenda itu.
Pulang adalah perjalanan menuju Flores... menuju tempat awal karantina pencarian Legenda...
Mendatangi suatu daerah yang sama dgn kondisi yang berbeda.

Disana diri ini menemukan dua sosok yang mampu meninggalkan jejak mendalam di hati...
Seorang wanita yang memiliki semangat pemberian diri yang luar biasa..bernama Merry dan seorang pria yang sangat unik (rasa inilah pertama kalinya diriku baru bertemu pria seperti diri nya itu). Benar2 unik2.

Seolah-olah kehidupan memberi ruang tuk belajar pada kedua orang tersebut, sebelum akhirnya diri harus kembali berjalan menuju suatu tempat yang penuh keramaian...kesibukan dan polusi.
Babak kedua pencaharian Legenda di mulai kembali... dengan semangat dan mindset yang berbeda tentunya...

....udahan dulu ahh ... bersambung.....

Search This Blog